Minggu, 01 Desember 2019

it's been almost two year


Musim kemarau terlalu panas. Musim hujan terlalu dingin. Tidak ada yang sesuai. Tidak ada yang sama dengan siklus yang seharusnya. Seperti saat ini. 

Beberapa hari ini aku mengingat kembali wanita itu secara intens. Sorot matanya masih sama. Senyumnya dan kalimat menenangkannya masih sama saat aku kemarin kembali mengobrol dengannya, di sebuah pertemuan yang menghangatkan. 

Berawal dari keputusasaan, Tuhan akhirnya mengizinkanku untuk berjumpa kembali dengannya pada dini hari di akhir bulan November. Masih teringat jelas di benakku bagaimana aku merengek seperti anak kecil, bercerita tentang nilai ujian yang kudapatkan. Sementara wanita itu dengan tenang mendengarkan.

"Ma, nilai responsiku sudah keluar. Dua nilai ujianku bagus, tapi yang satunya rendah sekali. Tidak apa - apa kan?" tuturku sedikit memelas.

"Tidak apa - apa." ucapnya sambil memelukku. 

Pelukan itu, walaupun terasa tidak nyata, tapi bagiku tidak apa - apa. Terima kasih Tuhan. Akhirnya aku bisa menemui pelukan yang kurindukan berbulan - bulan. Akhirnya, aku sedikit membaik setelah teringat kehilangan.

Lalu, 3 hari lagi hari itu akan datang. Tidak, aku tidak menganggapnya sebagai hari yang buruk. Aku akan berusaha mengenangnya dengan hangat. Mengingat sisa - sisa waktu yang kumiliki bersama wanita itu, walaupun aku tahu tidak banyak lagi yang bisa kuingat karena ingatanku terus mengabur setiap tahunnya. Tapi, hanya satu yang kuharapkan. Tuhan, izinkan aku terus mengingat wajahnya. Wajah teduh yang dihiasi senyuman hangat wanita itu. Ibu. 

-April
Share:

0 komentar:

Posting Komentar