everyone's life purpose is to die, right?
pukul 7 malam di village hill.
gadis itu membuka pintu depan apartemennya dengan lemah. pekerjaannya hari ini benar - benar menguras tenaga. bayangkan, ia sudah berada di studio sejak pukul 4 pagi dan belum mendapatkan istirahat sama sekali. bukankah mereka terlalu kejam?
gadis itu menghembuskan napas pelan. ia merebahkan badannya sebentar sambil menatap langit - langit kamarnya. kosong. perasaan yang selalu ia temui saat kembali ke tempat ini. padahal, semua orang mengira ia sudah memiliki segalanya. segala - galanya. kehidupan yang mudah, keluarga dan teman - teman yang baik, staf yang perhatian. semuanya seakan - akan sempurna.
perlahan gadis itu bangkit dan melihat perlengkapan yang ia beli beberapa hari yang lalu. semuanya masih lengkap berada di sudut kamarnya, persis di sebelah mejanya. ia kemudian memandangi benda itu lama. lama sekali.
setidaknya aku harus makan dulu.
gadis itu mengarahkan langkahnya menuju dapur dan sibuk memilih ramyun yang akan ia santap malam ini.
ketemu!
alih - alih mengambil produk dari negeri ini, ia malah memilih produk mi yang dari negara asalnya. ya, mungkin itu pilihan yang bagus. suatu awal yang juga menjadi akhir baginya.
*****
pukul 8 lebih 30 malam di village hill.
gadis itu beranjak ke kamarnya. setelah selesai dengan mi, seperti keinginannya tadi, ia akan mulai menyiapkan semuanya. perlahan, ia menyusun perlengkapan yang telah dibelinya. walaupun dengan tangan gemetar, gadis itu terus saja membakar arangnya. hingga ia merasa jantungnya mulai berdegup kencang. ia ingin sekali menelpon seseorang.
tapi semua sudah terlambat.
tidak ada yang bisa dihentikan.
tidak ada jalan keluar.
*****
pukul 6 pagi di hannam-dong.
seorang pemuda sedang berolahraga pagi mengitari komplek apartemennya ketika ia melihat gadis yang ia kenali duduk di bangku yang berada tidak jauh didepannya. pemuda itu tersenyum dan bertanya - tanya mengapa gadis itu sudah berada disana sepagi ini.
"bukankah kau ada jadwal hari ini? mengapa kesini?" ujar si pemuda.
belum menjawab, gadis itu masih membelakangi si pemuda. tapi tak lama, gadis itu kemudian mendengar suara tangis di belakangnya. ya, pemuda itu menangis.
maaf. seperti janjiku, aku harus pergi.
gadis itu tidak berani menoleh ke belakang sementara ia sendiri mulai menangis. dan tangisan pemuda di belakangnya terdengar semakin kencang.
maaf, aku menemuimu seperti ini. tadi malam, aku ingin sekali menelfonmu, tapi aku sudah terlanjur membuang handphoneku. aku merindukanmu, sangat. karena itu kupikir mungkin melihatmu sebentar tidak apa - apa. tapi, malah kau yang menemukanku.
pemuda itu masih tidak mempercayai apa yang ada dihadapannya saat ini. ia mungkin sudah terbiasa melihat yang lain, tapi ia tidak ingin melihat gadis itu seperti ini. bahkan ia berencana naik terlebih dahulu agar tidak melihat gadis yang dicintainya seperti ini.
"tapi kenapa? kenapa harus saat ini?" tanya pemuda itu terisak.
hyung juga tahu, ini tujuan hidupku. dari dulu, aku ingin sekali mati. tapi, sebagai anak pertama, setidaknya aku harus memastikan bahwa semuanya sudah bahagia. dan saat ini, kurasa semuanya sudah tidak apa - apa. karena itu, aku mewujudkan tujuan hidupku.
selamat tinggal, hyung. tolong sampaikan salamku juga kepada yang lain. kuharap kalian semua akan selalu bahagia.
perlahan bayangan si gadis mulai memudar diiringan isakan si pemuda yang semakin kencang. dan tidak lama, gadis itu menghilang.
April.

0 komentar:
Posting Komentar