Selasa, 28 Juli 2020

how to live in the present?



there's a reason why today is called present.

i always regret the past. i am still stuck in the past. i also worried about the future. i have depression and anxiety. i never live in the present. what should i do?

pernyataan dan pertanyaan di atas pasti ada di benak banyak orang. utamanya saat ini, saat hustle culture mulai menuntut kita semua untuk selalu produktif dan sibuk dengan semua hal. kita mulai hidup di dunia yang bahkan membuat kita merasa bersalah bahkan untuk beristirahat sejenak. padahal, tubuh kita memerlukan istirahat, kan? lalu mengapa kita begitu terburu - buru?

kita selalu merasa tertinggal dari orang lain, padahal kita tidak berjalan atau berlari di rute yang sama. ada yang mungkin memiliki rute yang lurus dan mulus, ada yang melewati rute yang berkelok, atau bahkan ada yang harus melewati rute yang menanjak dan terjal. saat kita merasa tertinggal dari orang lain, bukan berarti kita berhenti berlari kan? 

kita terus berlari, walaupun tidak dalam kecepatan yang sama dengan orang lain. mengapa? kembali lagi, karena kita memiliki rute masing - masing. walaupun seharusnya, tetap berusaha berlari sudah merupakan suatu keberhasilan. kita terus berlari meskipun terengah - engah. di titik terendah pun, kadang kita terus memaksakan diri dan berlari sebisa mungkin. 

dan semua itu untuk apa sebenarnya? 

masa depan yang lebih baik? 

mungkin ada benarnya. atau mungkin semua itu memang benar. tapi, bukankah suatu saat masa depan juga akan menjadi hari ini? dan bukankah hari ini bisa jadi adalah masa depan yang dulunya kita idam - idamkan? tapi mengapa, kita tidak pernah bisa menikmatinya dan terus membayangkan sesuatu yang jauh di depan?

iya, aku tahu, menyiapkan masa depan juga perlu, tapi, akan lebih baik bila kita juga belajar untuk bersyukur akan hari ini. karena hari ini tidak disebut sebagai 'present' tanpa alasan. hari ini adalah hadiah untuk kita, yang selalu berjuang di hari kemarin, dan setiap harinya untuk tidak menyerah. 

alih - alih selalu memikirkan apa yang perlu dikerjakan di hari ini, kita bisa mencoba membuat to do list sederhana akan 3 hal paling penting yang harus kita lakukan di hari ini. dengan begini, kita tidak akan terlalu terbebani dengan banyak sekali daftar to do list yang sebenarnya tidak benar - benar kita kerjakan. sehingga sisa waktu selanjutnya, kita bisa menggunakannya untuk mengingat kembali bahwa kita masih hidup di hari ini. untuk menikmati apapun yang masih kita miliki di hari ini. entah itu keluarga yang lengkap, teman - teman yang baik, atau hanya sekedar melihat keluar jendela dan melihat langit yang cerah. 

yesterday is the past, tomorrow is the future, but today is a gift. that's why it's called present. 

April.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar